HISKI dan BRIN Perkuat Kolaborasi Riset dan Publikasi

ORCANEWS.ID - Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) mengadakan audiensi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Ruang Anjangsana, Lantai 24, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (4/02). Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum, menyampaikan apresiasi kepada Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. yang memiliki perhatian besar terhadap kajian kesusastraan.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Novi menegaskan bahwa HISKI berupaya membangun semangat kolaborasi dalam penelitian kesusastraan dengan BRIN. Salah satu topik yang dibahas adalah perjalanan pembuatan buku Trias Kritika Sastra, Sastra Pariwisata (2020), Sastra Rempah (2021), Sastra Maritim (2022) yang diluncurkan dan dibahas di BRIN tanggal 20 Desember 2022 dan Sastra Horor (2024) yang diluncurkan dan didiskusikan di BRIN 23 April 2024.
“Buku-buku tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan oleh para penulis dari Aceh sampai Papua yang sebagian besar adalah anggota HISKI,” jelas Anoegrajekti.
Buku terakhir Sastra Horor (2024) terdiri atas 45 tulisan yang membahas berbagai aspek kehororan dalam 1.052 halaman. Buku terbagi menjadi lima subbab, yaitu (1) horor dalam ritual, (2) horor dalam sastra modern, (3) etnografi horor, (4) horor dalam mantra dan manuskrip, dan (5) horor dalam industri kreatif.
Prof. Novi pun memberikan penghargaan kepada semua pihak yang berkontribusi hingga buku ini berhasil diterbitkan.
Ia menyoroti bagaimana sastra horor semakin banyak diadaptasi menjadi film dan menjadikannya sektor yang menarik bagi riset ekonomi kreatif. Ekranisasi, atau alih wahana dari karya sastra ke dalam bentuk film, menjadi faktor penting dalam industri kreatif yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Ia menegaskan bahwa riset sastra dapat berkembang menjadi produk audiovisual yang memiliki daya tarik tinggi.
Selain membahas Sastra Horor, Prof. Novi juga menyoroti kontribusi BRIN dalam peluncuran keempat buku HISKI di atas. Ia mengungkapkan bahwa HISKI memiliki sekitar 3.000-an anggota yang aktif berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan kesusastraan. Dengan jumlah anggota yang besar, peluang kerja sama antara HISKI dan BRIN dalam riset dan publikasi hasil kajian kesusastraan terbuka lebar.
Lebih lanjut, Prof. Novi mengungkapkan bahwa HISKI memiliki 70 komisariat termasuk di BRIN yang diketuai Dr. Dharma Satrya. Keberadaan HISKI BRIN menunjukkan besarnya potensi kolaborasi antara kedua pihak dalam penelitian sastra.
"Saya berterima kasih kepada Kepala BRIN, Bapak Handoko, Kepala Organisasi Riset (OR) Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (Arbastra) BRIN, Bapak Herry Yogaswara, Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, Ibu Sastri Sunarti, dan Ibu Ade Mulyanah, selaku periset di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas OR Arkeologi, Bahasa, dan Sastra, serta seluruh tim HISKI yang telah meluangkan waktu untuk audiensi ini," ujar Prof. Novi.
Sementara itu, Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. dengan antusias menyambut pertemuan ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi antara BRIN dan HISKI.
Pak Handoko (sapaan akrabnya) menegaskan bahwa peluang kerja sama dalam riset kesusastraan masih terbuka lebar khususnya riset dasar yang difokuskan pada teori serta metode. Riset dasar memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh. BRIN siap mendukung inisiatif yang dapat memperkaya wawasan akademik serta mendorong inovasi dalam dunia sastra.
Melalui audiensi ini, semoga sinergi antara BRIN dan HISKI dapat melahirkan penelitian yang relevan dan berdampak luas. Kesusastraan bukan hanya soal estetika, tetapi juga memiliki peran penting dalam membentuk identitas bangsa dan memperkuat industri kreatif.
Dengan dukungan riset yang kuat, sastra Indonesia semakin berkembang, dan menyesuaikan diri dengan dinamika zaman tanpa kehilangan akar budayanya.
Kolaborasi ini merupakan wacana yang sekaligus aksi nyata untuk menghadirkan kontribusi signifikan bagi dunia penelitian dan industri kreatif di Indonesia. BRIN dan HISKI berkomitmen untuk menjadikan riset kesusastraan lebih inovatif, aplikatif, dan mampu menjawab tantangan global.
What's Your Reaction?






