Kolaborasi USNI dan Ditjen PSDKP: Aksi Nyata Lawan IUU Fishing
USNI serukan aksi nyata lawan IUU fishing, dukung edukasi kelautan dan kolaborasi dengan Ditjen PSDKP demi wujudkan ekonomi biru dan Indonesia Emas 2045.

ORCANEWS.ID - Ketika laut Indonesia terus menjadi sasaran praktik penangkapan ikan ilegal, civitas akademika Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) tampil lantang menyerukan kolaborasi nyata demi menyelamatkan masa depan perikanan dan ekonomi biru nasional.
Dengan semangat penuh energi, akademisi dan mahasiswa USNI menghadiri acara bertajuk Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing: Sinergi dan Kolaborasi Memerangi IUU Fishing untuk Mewujudkan Ekonomi Biru, yang digelar pada Kamis (5/6). Kehadiran mereka bukan sekadar formalitas akademik, melainkan pernyataan sikap tegas terhadap ancaman serius yang menggerogoti sumber daya kelautan Indonesia.
Dosen USNI seperti Melani Indah Sari Manik, S.Pi., M.Si, Dr. Ir. Urip Rahmani, S.Pi., M.Si, dan Ir. Riena F. Telussa, M.Si, bersama sejumlah mahasiswa, menyampaikan apresiasi atas komitmen Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dalam membasmi praktik illegal fishing. Terlebih, perhatian khusus diberikan kepada Dirjen PSDKP Dr. Pung Nugroho Saksono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yang dinilai berhasil membawa Indonesia menuju arah yang lebih strategis dalam pembangunan ekonomi biru.
“Langkah ini tidak hanya penting bagi kelestarian laut, tapi juga sangat berdampak bagi dunia pendidikan. Ini momentum emas bagi dosen dan mahasiswa untuk menyelami secara konkret pentingnya perlindungan laut,” ujar Melani.
Ia menilai, sinergi antara pemerintah dan dunia pendidikan menjadi kunci membentuk generasi baru yang sadar lingkungan dan tanggap terhadap isu kelautan global.
Pernyataan Melani bukan sekadar ucapan normatif. Ia menyampaikan harapan nyata agar Ditjen PSDKP bisa hadir langsung di kampus mereka untuk memberikan edukasi tentang pengawasan laut.
“Kami butuh lebih dari sekadar teori. Mahasiswa harus terlibat langsung, memahami betapa kompleks dan pentingnya menjaga laut dari ancaman IUU fishing,” tegasnya.
Event internasional ini dianggap menjadi jembatan antara kebijakan dan praktik lapangan. USNI memanfaatkan momentum ini untuk menunjukkan bahwa perguruan tinggi tidak boleh berada di menara gading. Dunia akademik harus menjadi mitra strategis dalam setiap upaya penyelamatan sumber daya alam.
“Semangat ini harus terus mengalir dari kebijakan ke pembelajaran, dari laut ke ruang kelas,” kata Melani. Baginya, kontribusi nyata dari kampus menjadi bagian integral dari visi besar Indonesia Emas 2045, yang salah satunya bertumpu pada keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan.
Para akademisi USNI juga menyampaikan bahwa keterlibatan generasi muda tidak boleh lagi bersifat pasif. Mahasiswa sebagai agen perubahan harus memahami dinamika kebijakan kelautan dan menyuarakan solusi, bukan hanya kritik kosong.
Dalam diskusi hangat usai acara, beberapa mahasiswa menyatakan keinginan mereka untuk ikut terjun dalam kegiatan pengawasan dan penelitian lapangan, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap upaya pemberantasan IUU fishing.
Kesadaran kolektif seperti ini menunjukkan bahwa langkah-langkah PSDKP tidak berjalan sendiri. Dunia kampus, dengan segala potensinya, siap menjadi mitra strategis dalam menjaga laut Nusantara. Dalam pandangan USNI, kolaborasi bukan hanya jargon, tetapi sebuah panggilan aksi yang harus dijawab dengan kerja konkret.
Dengan komitmen yang terus digelorakan dari ruang akademik hingga kebijakan nasional, semangat menuju ekonomi biru bukan lagi utopia. Ia menjadi keniscayaan yang bisa dicapai dengan kerja keras lintas sektor. Dan USNI memilih untuk menjadi bagian dari perjuangan itu nmelawan IUU fishing, demi laut yang lestari dan masa depan yang berkelanjutan.
What's Your Reaction?






