Kapal Ikan China di Selat Bali, Apakah ini TPPO?

Penangkapan kapal ikan berbendera China di Bali mengungkap dugaan adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Enam ABK ditemukan, dijanjikan gaji besar, namun tak ada ikan ilegal dan alat tangkap. Penyidikan lebih lanjut pun diperlukan untuk mengungkap jaringan yang lebih besar

May 13, 2025 - 09:32
May 13, 2025 - 10:21
 0
Kapal Ikan China di Selat Bali, Apakah ini TPPO?

ORCANEWS.ID - Di tengah perairan Bali yang tenang, sebuah kapal ikan berbendera China tertangkap dalam operasi rutin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Namun, dengan penangkapan kapal ilegal itu, malah membukakan sebuah pintu menuju misteri yang lebih kelam. 

Bagaimana mungkin kapal ini, yang seharusnya mengangkut dua puluh awak kapal (ABK), hanya ditemukan dengan enam orang? Dan yang lebih mengejutkan lagi, tak ada sedikit pun ikan hasil curian atau alat tangkap  yang ditemukan di dalam kapal tersebut.

Direktur Pemantauan Operasi Armada (POA), Saiful Umam yang ikut mendampingi Dirjen PSDKP pun menduga bahwa ada sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar pencurian ikan. Menurutnya, keberadaan ruangan bersekat di dalam kapal yang diduga digunakan sebagai tempat tidur itu menambah kecurigaan adanya tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sebuah dugaan yang mungkin tampak berlebihan, namun semakin lama semakin masuk akal.

"Enam ABK yang ditemukan di kapal tersebut memberikan penjelasan yang semakin menambah teka-teki ini. Kami bersama Polairud Bali, Bakamla dan Beacukai hari ini melakukan penyidikan, semoga ada hasil yang jelas sehingga bisa diketahui publik," ujar Saiful di Bali, Selasa (13/05).

Saiful menuturkan, para ABK ini mengaku dijanjikan gaji Rp 40 juta per bulan. Tetapi ada yang ganjil dalam cerita mereka. Keenam ABK itu adalah orang-orang baru, belum berpengalaman, yang tertarik bekerja di kapal ini hanya karena iming-iming gaji besar yang dijanjikan.

Dengan informasi yang ada, Saiful mengungkapkan bahwa pihaknya masih belum mengetahui perusahaan yang mempekerjakan para ABK tersebut. Meskipun demikian, Aparat KKP berjanji akan menyelidiki lebih lanjut kasus ini, terutama terkait dengan perusahaan yang bertanggung jawab atas perjalanan kapal tersebut.

Namun yang lebih mengejutkan lagi, enam ABK itu menyebutkan bahwa mereka tidak sendirian. Masih ada kapal lain, dengan awak yang serupa, yang beroperasi di perairan Indonesia. Tapi, meskipun telah ada indikasi kuat, pihak berwenang belum dapat mendeteksi keberadaan kapal-kapal ilegal lainnya yang terlibat dalam jaringan ini.

Tentunya, kasus kapal ikan berbendera China ini bukan hanya soal perburuan ikan ilegal semata, melainkan juga soal sistem yang rapuh dan kebijakan yang harus terus ditingkatkan untuk melindungi mereka yang tidak terlihat, mereka yang terjebak dalam lingkaran perdagangan manusia yang kejam. Apakah ini hanya awal dari misteri yang lebih besar?

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

orcanews.id Orca News ID Official