Kolaborasi Monumental: Badan Bahasa dan HISKI Konsisten Majukan Sastra Indonesia
Kolaborasi Badan Bahasa dan HISKI memperkuat sastra Indonesia melalui prinsip RAMAH, program konkret, dan fasilitas kreatif, menciptakan sinergi untuk masa depan sastra yang lebih relevan dan inspiratif.

ORCANEWS.ID - "Selamat ulang tahun, Pak Hafidz!" Suasana di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani, lantai 2, berubah riuh saat Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin S.Sos., M.Si, memotong tumpeng ulang tahunnya yang sedianya pada 22 Januari. Tepuk tangan pun bergema, mengiringi doa dan ucapan selamat.
Namun, di balik perayaan itu, semangat kolaborasi antara Badan Bahasa dan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) menjadi sorotan utama. Kerja sama yang terjalin selama ini diharapkan membawa gebrakan baru dalam pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Bahkan, HISKI diibaratkan Anak Kandung Badan Bahasa karena semangat kolaborasi begitu solid.
Kolaborasi ini bukan hanya momen, kata Hafidz Muksin, tapi juga momentum yang monumental karena ada semangat besar yang menggema: memperkuat sinergi antara Badan Bahasa dan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) untuk memajukan sastra tanah air.
Hafidz pun mengapresiasi spirit Ketum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti bersama kolega HISKI lainnya yang telah menyambangi Badan Bahasa. Tentunya, kehadiran HISKI adalah langkah nyata untuk mengintegrasikan tiga fokus utama: kolaborasi program, kehadiran negara dalam mendukung sastrawan, dan peningkatan kapasitas.
Hafidz yang baru saja dilantik sebagai Kepala Badan Bahasa pun berpesan bahwa jabatan sebagai alat pengabdian kepada masyarakat. Terlebih melalui kesusastraan yang memiliki peran penting dalam membangun karakter, memperkuat identitas budaya, dan mencerdaskan bangsa.
Sebagai Kepala Badan Bahasa, Ia memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa bahasa dan sastra menjadi instrumen penghubung antarindividu dalam masyarakat.
Mengutip pesan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Prof. Abdul Mu’ti, yang menekankan pentingnya menjadikan jabatan sebagai alat pengabdian kepada masyarakat.
Lebih lanjut, Hafidz menegaskan bahwa kerja sama dengan HISKI adalah wujud dedikasi Badan Bahasa untuk melayani kesusastraan Indonesia. Program-program yang telah disepakati, katanya, harus diwujudkan secara konkret agar memberikan dampak nyata.
Dalam menjalankan misinya, Badan Bahasa mengusung prinsip RAMAH—akronim dari Responsif, Akuntabel, Melayani, Adaptif, dan Harmonis. Prinsip ini menjadi panduan dalam setiap langkah. Responsif berarti tanggap terhadap perubahan dan aspirasi masyarakat. Akuntabel menegaskan transparansi dan tanggung jawab dalam tata kelola.
Melayani mengingatkan bahwa pekerjaan adalah ibadah sekaligus dedikasi kepada bangsa. Adaptif mencerminkan kesiapan menghadapi tantangan masa depan, sementara Harmonis menekankan pentingnya kerja sama yang dilandasi semangat kekeluargaan.
Semangat RAMAH ini juga tercermin dalam pandangan Sekretaris Badan Bahasa, Dr. Ganjar Harimansyah.
Ia menilai HISKI sebagai mitra strategis dalam memperkuat komunitas kesusastraan.
"Sastra harus hadir dalam ruang-ruang yang relevan dengan zaman," ujarnya.
Ganjar mengajak semua pihak untuk terus berbuat yang terbaik bagi bangsa, bekerja dengan jujur, dan menjadikan pengabdian sebagai nilai utama, seraya menekankan pentingnya prinsip SANTUN—Setia, Amanah, Negarawan, Teladan, Unggul, dan Ngemong—sebagai karakter yang harus dipegang teguh oleh setiap individu dalam lingkup kerja Badan Bahasa.
Bagi Ganjar, kolaborasi ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga momentum untuk menciptakan langkah konkret. HISKI, dengan dukungan Badan Bahasa, berkomitmen untuk melaksanakan program-program yang telah dirancang, mulai dari penguatan komunitas sastra hingga penyediaan fasilitas yang memadai. Semua ini dilakukan dengan satu tujuan: menghadirkan sastra yang relevan, inspiratif, dan mampu menggerakkan jiwa masyarakat.
Di akhir acara, suasana penuh semangat terasa saat Kepala Badan Bahasa dan Ketum HISKI bertukar cinderamata. Momen itu menjadi simbol sinergi luar biasa, mengukuhkan kerja sama strategis sekaligus memperkuat peran kedua institusi dalam memajukan bahasa dan sastra Indonesia. Tepuk tangan meriah mengiringi, menandai babak baru kolaborasi yang inspiratif dan penuh harapan.
Selaian membagi cinderamata, Ganjar dengan hangat mengundang rombongan HISKI untuk menjelajahi berbagai fasilitas kreatif yang ada di lokasi. Studio podcast yang modern, kafe yang nyaman, dan ruang-ruang lain yang dirancang untuk mendukung aktivitas sastra menjadi saksi dari semangat kolaborasi yang terpancar di hari itu.
Suasana penuh keakraban dan diskusi hangat menyelimuti kunjungan tersebut, mempertegas bahwa sastra bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga ruang untuk saling berbagi dan mencipta.
Ganjar menutup pertemuan dengan harapan besar, bahwa fasilitas ini dapat menjadi tempat lahirnya karya-karya baru yang menginspirasi. Dalam setiap langkah menuju pintu keluar, terselip keyakinan bahwa sastra akan terus hidup, berkembang, dan menyentuh lebih banyak hati. Hari itu bukan sekadar pertemuan, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju masa depan sastra yang lebih cerah.
What's Your Reaction?






