LSF Edukasi Masyarakat melalui Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

Dec 7, 2024 - 23:34
 0
LSF Edukasi Masyarakat melalui Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

ORCANEWS.ID - Lembaga Sensor Film (LSF) mengedukasi masyarakat dengan menyajikan film-film yang sudah melalui proses sensor dan sesuai dengan klasifikasi usia. Tujuannya adalah untuk memastikan tontonan yang layak dan bermanfaat, yang dapat mendukung terbentuknya generasi unggul menuju tahun 2045.

Komitmen ini ditegaskan oleh Ketua LSF, Naswardi, dalam acara Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) yang digelar di CSB XXI, Mall Cirebon Superblok, pada Sabtu (7/12/2024).

Naswardi mengungkapkan, pencapaian LSF dalam memberikan tontonan yang sehat semakin terbukti dengan meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap film-film nasional. Pada tahun 2024, kontribusi film nasional terhadap jumlah penonton mencapai 64,6 persen, yang menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Dukungan masyarakat terhadap film nasional ini menjadi bukti nyata bahwa LSF berhasil mengedukasi publik untuk memilih tontonan yang berkualitas. Pencapaian tersebut juga menjadi dorongan positif bagi industri film nasional untuk terus menghasilkan karya yang sesuai dengan nilai-nilai edukatif dan moral,"  ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, turut mengapresiasi upaya LSF dalam membangun literasi tontonan berkualitas.

Menurutnya, LSF memegang peranan penting sebagai lembaga yang berwenang memutuskan kelayakan suatu film untuk ditayangkan di publik, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari dampak negatif tontonan yang tidak sesuai.

"LSF, yang telah dibentuk untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk film dan tontonan, terus berupaya menciptakan lingkungan hiburan yang aman dan mendidik," ucapnya.

Lebih lanjut, Politisi Golkar itu juga mengungkapkan, sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki wewenang dalam penyensoran film di Indonesia, LSF bertanggung jawab dalam menjaga kualitas dan kelayakan setiap tayangan yang beredar di masyarakat.

Acara tersebut juga dilanjutkan dengan diskusi hangat yang dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk para pembuat film dan tokoh-tokoh penting dalam dunia penyiaran. Film nasional terbaru "Sampai Nanti Hana" menjadi pilihan utama dalam kegiatan nobar tersebut. Diskusi ini dihadiri oleh Akmal Mustapha (aktor), Agung Sentausa (sutradara), Adiyana Slamet (Kepala Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat), dan Hadi Artomo, M.Sn (Ketua Subkomisi Penyensoran LSF RI).

Diskusi yang dipandu oleh Dr. Zaqia Ramallah, M.Sn. (Ketua Subkomisi Penelitian dan Pengembangan LSF RI), memantik perhatian peserta, terutama kalangan milenial yang antusias mengikuti acara tersebut.

Tak hanya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon, tetapi juga masyarakat umum yang tertarik dengan pemahaman lebih dalam mengenai peran LSF dalam proses penyensoran film.

Para peserta diskusi sangat mengapresiasi film "Sampai Nanti Hana", yang dianggap memberikan edukasi penting mengenai bahaya kekerasan verbal, yang sering kali dianggap sepele namun dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan mental.

Hal ini menjadi salah satu topik utama dalam diskusi yang berhasil membuka wawasan banyak orang tentang pentingnya menjaga kualitas komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui acara ini, LSF berhasil menunjukkan peran strategisnya dalam membentuk karakter bangsa dan mendukung visi Indonesia menuju generasi emas 2045.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya sensor film yang layak ditonton, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih cerdas dalam memilih hiburan yang sehat dan berkualitas.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

orcanews.id Orca News ID Official